Selasa, 11 November 2014

Membaca dalam Hati vs Membaca dengan Bersuara

Guru : Anak-anak buka halaman 24. Baca dalam hati ya...
Anti : Pada suatu hari hiduplah seorang .......
Bella : Ssst.. Baca dalam hati! Berisik banget sih....

Di lingkungan sekolah, kita pasti sudah akrab dengan dialog di atas. Kebanyakan guru pasti akan meminta muridnya untuk membaca buku dalam hati. Tentu saja tujuannya agar tidak membuat kelas menjadi ramai.

Namun apakah benar yang dilakukan oleh Guru tersebut?
Dalam satu sul, yaitu agar kelas tidak ramai. Namun perlu diingat setiap siswa memiliki tipe belajar masing-masing, Ada tipe belajar visual, audiotori dan kinestetik. Berikut saya jelaskan secara singkat perbedaannya.
1. Visual : dia akan secara optimal menyerap informasi yang dilihatnya/dibacanya
2. Audiotori : informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan diserap secara optimal
3. Kinestetik : dia akan cepat mengerti jika informasi yang diterima terlebih dahulu dicontohkan atau dia membayangkan orang lain melakukan apa yang dipelajarinya

Gambar dari : http://sandurezu.wordpress.com/2013/02/05/mengenal-tipe-belajarmu-visual-auditori-atau-kinestetik/

Sekarang kita cermati lagi. Jika ada seseorang yang membaca dalam hati, Otomatis otak akan menerima informasi melalui apa yang dilihatnya saja. Hala ini tidak menjadi masalah bagi sesorang yang memiliki tipe belajar Visual maupun Kinestetik (dia dapat membayangkan orang lain melakukan apa yang sedang dia baca). Namun apa yang akan terjadi pada seseorang yang memiliki tipe belajar Audiotori. Dia akan kesulitan menyerap informasi karena dia tidak mendengar informasi yang ingin dia serap. Solusinya adalah membaca dengan bersuara.

Perlu diingat! Guru selalu menyuruh kita untuk menulis catatan. Kenapa? Mereka selalu bilang, "Dengan kalian menulis, sama saja kalian belajar. Karena kalian akan membaca berkali-kali informasi tersebut."

Jadi jika kita membaca dengan bersuara maka kita akan bisa menyerap informasi 2 kali lebih banyak, yaitu melalui apa yang kita baca dan melalui apa yang kita dengar. Atau bahkan bisa 3 kali lebih banyak, karena kita bisa mempraktekkan langsung informasi yang kita dapat. Sehingga sesorang akan menjadi lebih cepat memahami informasi yang dia terima.

Sekarang kita kembali lagi pada judul di atas. Membaca dalam Hati vs Membaca dengan Bersuara. Siapa (Apa) yang menang??? Silahkan anda simpulkan sendiri.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini,